Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara
Absen PAI kls IX A
Absen PAI kls IX B
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu:
a. Menjelaskan tradisi Nusantara sebelum Islam dengan benar.
b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar.
c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar.
d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar.
e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari
dengan benar.
2. Amati ketiga gambar di bawah ini!
Hasil perenungan ditulis dalam
buku catatan, dengan menggunakan bahasa sendiri yang jelas dan mudah difahami.
(Ilustrasi ini bisa dibaca dalam buku paket siswa halaman 235)
“Indonesia dikenal sebagai negara
kepulauan yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan bahasa serta budaya.
Kekayaan budaya ini tidak terlepas dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari
masa ke masa. Indonesia pernah mengalami berbagai macam zaman, seperti
Hindu-Buddha, Islam, zaman penjajahan, kemerdekaan, sampai masa reformasi
sekarang ini.
Hal ini sekaligus memunculkan dan
menumbuhkan kebudayaan baru. Baik itu budaya sebagai hasil pembauran dengan
budaya sebelum Islam, maupun budaya yang lahir karena adanya nilai-nilai Islam.
Tradisi Islam di Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam akan merasuk
ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan tata cara
hidup. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Nusantara telah memeluk agama
Hindu-Buddha sehingga penduduk Nusantara telah memiliki budaya, tata cara
hidup dan adat yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan adanya
akulturasi budaya.
Kekayaan budaya ini harus
dilestarikan supaya generasi mendatang juga dapat merasakannya. Sikap positif
dalam memandang kekayaan budaya ini perlu dikembangkan. Kekayaan tradisi dan
budaya dipandang sebagai warisan leluhur sekaligus merupakan titipan dari
generasi mendatang. Upaya pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan selalu
menjaganya dari pengaruh negatif budaya luar. Kita harus menyaring budaya yang
bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa dan Islam.
Adapun tradisi dan budaya yang
sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai Islam dapat diterima dan
dikembangkan. Tiap-tiap daerah atau provinsi di Indonesia memiliki
tradisi dan budaya yang khas. Tradisi dan budaya pada setiap daerah
tersebut perlu diperkenalkan ke dunia luar sebagai kekayaan budaya bangsa. Hal
ini juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan tradisi dan
budaya yang telah ada."
Setiap zaman membawa pengaruh
tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Nusantara.
Perkembangan Islam di Nusantara dari masa ke masa juga menambah khazanah dan
kekayaan budaya. Para mubaligh dan penyebar Islam telah berhasil menanamkan
akidah Islamiyah di Nusantara.
4. Ringkasan Materi
a. Tradisi Nusantara Sebelum
Islam
Jauh sebelum Islam masuk dan
berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan
tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah
memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan
kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola
kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan
kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran,
perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan
tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat
kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di
tengah-tengah masyarakat.
Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi
tersebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan
pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan dengan tradisi-tradisi di
masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara
ritual sehingga sesuai dengan nilainilai ajaran Hindu-Buddha.
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha
dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan
masyarakat. Tentu saja penyesuaian ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di
Nusantara.
Di antara pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan
seni ukir. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni
ukir pada dindingdinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur
tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang
bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha
sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia. Pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan, misalnya pada bentuk
bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil
untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi
selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk
tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda
penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Di atas makam sang raja biasanya
didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai
perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh
nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada
umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan ruh nenek
moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
b. Akulturasi Budaya Islam
Akulturasi merupakan proses
percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain
sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri
khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga
mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu.
Bentuk budaya sebagai hasil dari
proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi
juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal
dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta,
rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah
mendapat pengaruh dari Islam.
Budaya dalam pandangan Islam
adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata
nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran Alquran
dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam
adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh
masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.
Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budayabudaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut :
- Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram.
- Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan).
- Sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.).
Ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam. Berlandaskan ketiga prinsip tersebut akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang memiliki ciri khusus, yaitu budaya yang berasaskan tauhid kepada Allah Swt.
Kita dipersilakan untuk
berinteraksi maupun mengambil manfaat dari budaya bangsa-bangsa lain, selama
ketiga prinsip di atas tidak dilanggar. Kesenian termasuk dalam unsur
kebudayaan, sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah
pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial.
Kesenian merupakan salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran
Islam. Salah satu buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media
wayang kulit dan gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga.
Berikut ini adalah beberapa seni
budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam:
1. Nama-Nama Bulan dalam
Jawa
Masuknya Islam ke Indonesia,
membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah
yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan
Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai
berikut:
2. Seni Bangunan Masjid
3. Seni Kaligrafi
4. Seni Tari
5. Seni Musik
6. Seni Pertunjukan
7. Seni Sastra
8. Kesenian Debus
c. Melestarikan Tradisi Islam Nusantara
Tradisi adalah kebiasaan atau
adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana
diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal
berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal. Melalui kehadiran
Islam maka kepercayaan dan tradisi di Nusantara tersebut membaur dan
dipengaruhi nilai-nilai Islam. Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara
sebagai bentuk akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal
Nusantara.
Tradisi Islam di Nusantara
digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak
memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka
memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan
masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima.
Seni budaya, adat, dan tradisi
yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat
bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Untuk itulah, kita sebagai
generasi muda Islam harus mampu merawat, melestarikan, mengembangkan dan
menghargai hasil karya para ulama terdahulu.
Mengingat zaman modern sekarang
ini ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan.
Mereka yang mengharamkan beralasan pada zaman Rasulullah saw. tidak pernah ada.
Mereka yang membolehkan dengan dasar bahwa tradisi tersebut digunakan sebagai
sarana dakwah dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Para ulama dan wali pada zaman
dahulu tentu telah mempertimbangkan tradisi-tradisi tersebut dengan sangat
matang baik dari segi madharatmafsadat maupun halal-haramnya. Mereka sangat
paham hukum agama, sehingga tidak mungkin mereka menciptakan tradisi tanpa
pertimbanganpertimbangan tersebut. Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang
berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat
masingmasing.
Berikut ini adalah beberapa
tradisi atau budaya Islam dimaksud:
- Halal Bihalal
- Taboik
- Kupatan
- Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
- Grebeg
- Maulid Nabi
- Tradisi Rabu Kasan
- Munggahan
- Budaya Tumpeng
4 komentar:
Azka hadir pak
Siap pakkkkkkk
Dea Nanda hadir pak
Emay Mayasari hadiroh
Posting Komentar