Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa ( Materi PAI KLS VIII )

Materi Online PAI: Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa


Absen Online

Sebelum Membaca Artikel ini Silahkan Kalian Tonton Dahulu tayangan di bawah ini, kemudian kalian catat


Ini materi yang akan kita pelajari. Puasa itu ada puasa Wajib dan puasa Sunah. Puasa wajib artinya ya wajib dilakukan. Seperti puasa ramadhan. Jika tidak, maka berdosa. Sedangkan puasa sunah, ya puasa yang tidak wajib. Meski tidak wajib, kamu dapat pahala jika melakukannya. Contohnya puasa senin-kamis.

Sebelum membahas itu, kita akan belajar terlebih dahulu tentang ketentuan puasa. Ibadah itu kan ada ketentuannya. Bagaimana supaya puasanya sah, dan apa saja yang harus dilakukan. Jangan sampai kamu udah lapar-lapar puasa ternyata puasanya tidak sah. Nah, kamu cuma dapat laparnya saja. Tidak bernilai ibadah tidak dapat pahala, hanya tidak makan-minum kayak diet saja jadinya :).

Ketentuan Puasa

Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa berasal dari kata “Å›aumu” yang artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti: menahan makan, minum, nafsu, dan menahan bicara yang tidak bermanfaat.

Menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu.

Syarat wajib puasa
Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan puasa apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. berakal,
  2. balig,
  3. mampu berpuasa.
Syarat sahnya puasa
Inilah syarat yang harus dipenuhi agar puasa kita menjadi sah:
  1. Islam,
  2. Mumayiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik),
  3. Suci dari darah haid dan nifas,
  4. Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa
Rukun puasa
Orang yang akan melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa, yaitu:
  1. Niat untuk berpuasa. Niat untuk melaksanakan puasa dilakukan pada malam hari sebelum
  2. memulai puasa dan selambat-lambatnya sebelum terbit fajar.
  3. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Hal-hal yang membatalkan puasa
Berpuasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt. Untuk itu kita harus berhati-hati dalam melaksanakannya. Ada enam perkara yang bisa membatalkan puasa kita, yaitu:
  1. Makan dan minum. Makan dan minum yang membatalkan puasa adalah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalau makan minum dilakukan dengan tidak sengaja karena lupa, hal ini tidak membatalkan puasa.
  2. Muntah yang disengaja atau dibuat-buat. Apabila muntahnya tidak sengaja, tidak membatalkan puasa.
  3. Berhubungan suami istri. Orang yang melakukan hubungan suami istri di siang hari pada bulan Ramadan dapat membatalkan puasanya. Ia wajib mengganti puasa itu serta harus membayar kifarat (denda).
  4. Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan,
  5. Gila,
  6. Keluar cairan mani dengan sengaja.


Tugas

Apa yang kamu ketahui tentang Syarat wajib puasa, Syarat sah puasa, dan Rukun Puasa?

Jawaban dikirim ke Wa Bapa, Kasih nama dan kelas

Terima kasih…


Share:

Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan (Materi PAI KLS VII)

 

Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 11 Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan


 
Absen Online :


Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman hijrah ke Madinah sebuah kisah yang membanggakan. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.

Renungkanlah


Rasulullah saw. sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi.

Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah.


Sebab-sebab Rasulullah Hijrah

Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.

Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu talib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan.

Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw. Mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum Hijrah ke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam.

Setelah Isra’ Mi’raj mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.

Setelah Allah Swt. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad saw. pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.


Berita Gembira dari Kota Yasrib


Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib lainnya.

Pada tahun 621 M, seorang muslim Yasrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah.

Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yasrib datang lagi dengan maksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak.

Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. Pada m alam itu pula, N ab b i n Abi talib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. Berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi talib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Swt.


Perjalanan Hijrah Rasulullah saw

Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua sur.

Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua sur selama tiga hari tiga malam. Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang. mereka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh putrinya.

Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.

Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tangga Rabiul Awal. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang. Dakwah Nabi Muhammad saw

Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program kerja dan melaksanakannya yaitu seperti membangun masjid, mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.

Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.

Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Ansar. Muhajirin adalah orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Ansar adalah orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Ansar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:

 

No

Muhajirin

Ansor

1.

Abu Bakar 

Kharij bin Zubair

2.

Umar bin Khattab

Itban bin Malik

3.

Bilal bin Rabbah

Abu Ruwaihah

4.

Abdull Rahman bin Auf

Sa’ad bin Rabi’

5.

Amir bin Abdillah

Sa’ad bin Muadz

6.

Zubair bin Awwam

Salamah bin Salamah

7.

Usman bin Affan

Aus bin Tsabit

8.

Thalhah bin Ubaidillah

Ka’ab bin Malik

9.

Abu Huzaifah bin Utbah

Ubbah bin Bisyr

10

Ammar bin Yasir

Huzaifah bin Al Yaman

Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun isi piagam Madinah antara lain:

Isi Piagam Madinah
  1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
  2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
  3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
  4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
  5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
  6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
  7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
  8. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.

Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Share:

Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara (Materi PAI KLS IX)


Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara 











Absen PAI kls IX A
Absen PAI kls IX B

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu:
a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar.

b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar.
c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar.
d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar.
e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.


2. Amati ketiga gambar di bawah ini! 











Silahkan dianalisa lalu pilih salah satu gambar untuk dikomentari! Komentar ditulis di buku catatan, minimal dalam tiga kalimat, dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah difahami. (Gambar bisa ditemukan dalam buku paket siswa halaman 233)

3. Renungkan ilustrasi berikut ini!

Hasil perenungan ditulis dalam buku catatan, dengan menggunakan bahasa sendiri yang jelas dan mudah difahami. (Ilustrasi ini bisa dibaca dalam buku paket siswa halaman 235)

“Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan bahasa serta budaya. Kekayaan budaya ini tidak terlepas dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari masa ke masa. Indonesia pernah mengalami berbagai macam zaman, seperti Hindu-Buddha, Islam, zaman penjajahan, kemerdekaan, sampai masa reformasi sekarang ini.

Hal ini sekaligus memunculkan dan menumbuhkan kebudayaan baru. Baik itu budaya sebagai hasil pembauran dengan budaya sebelum Islam, maupun budaya yang lahir karena adanya nilai-nilai Islam. Tradisi Islam di Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang dipraktikkan  dalam  kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam akan merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan tata cara hidup. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Nusantara telah memeluk agama Hindu-Buddha sehingga penduduk Nusantara telah  memiliki budaya, tata cara hidup dan adat yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan adanya akulturasi budaya.

Kekayaan budaya ini harus dilestarikan supaya generasi mendatang juga dapat merasakannya. Sikap positif dalam memandang kekayaan budaya ini perlu dikembangkan. Kekayaan tradisi dan budaya dipandang sebagai warisan leluhur sekaligus merupakan titipan dari generasi mendatang. Upaya pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan selalu menjaganya dari pengaruh negatif budaya luar. Kita harus menyaring budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa dan Islam.

Adapun tradisi dan budaya yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai Islam dapat diterima dan dikembangkan. Tiap-tiap daerah atau provinsi di Indonesia memiliki tradisi  dan budaya yang khas. Tradisi dan budaya pada setiap daerah tersebut perlu diperkenalkan ke dunia luar sebagai kekayaan budaya bangsa. Hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya yang telah ada."

Setiap zaman membawa pengaruh tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Nusantara. Perkembangan Islam di Nusantara dari masa ke masa juga menambah khazanah dan kekayaan budaya. Para mubaligh dan penyebar Islam telah berhasil menanamkan akidah Islamiyah di Nusantara.

4. Ringkasan Materi

a. Tradisi Nusantara Sebelum Islam

Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di tengah-tengah masyarakat.


Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi tersebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan dengan tradisi-tradisi di masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilainilai ajaran Hindu-Buddha. 

Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat. Tentu saja penyesuaian ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di Nusantara. 

Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni ukir pada dindingdinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan, misalnya pada bentuk bangunan candi. 

Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan ruh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.

b. Akulturasi Budaya Islam

Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu.

Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam. 

Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran Alquran dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. 

Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budayabudaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut :

  • Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram. 
  • Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan). 
  • Sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.). 

Ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam. Berlandaskan ketiga prinsip tersebut akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang memiliki ciri khusus, yaitu budaya yang berasaskan tauhid kepada Allah Swt. 

Kita dipersilakan untuk berinteraksi maupun mengambil manfaat dari budaya bangsa-bangsa lain, selama ketiga prinsip di atas tidak dilanggar. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran Islam. Salah satu buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media wayang kulit dan gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga.

Berikut ini adalah beberapa seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam:

1. Nama-Nama Bulan dalam Jawa 

Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut:












2. Seni Bangunan Masjid

3. Seni Kaligrafi

4. Seni Tari

5. Seni Musik

6. Seni Pertunjukan

7. Seni Sastra

8. Kesenian Debus

c. Melestarikan Tradisi Islam Nusantara

 

Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal. Melalui kehadiran Islam maka kepercayaan dan tradisi di Nusantara tersebut membaur dan dipengaruhi nilai-nilai Islam. Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara sebagai bentuk akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal Nusantara. 

Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima. 

Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda Islam harus mampu merawat, melestarikan, mengembangkan dan menghargai hasil karya para ulama terdahulu. 

Mengingat zaman modern sekarang ini ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan beralasan pada zaman Rasulullah saw. tidak pernah ada. Mereka yang membolehkan dengan dasar bahwa tradisi tersebut digunakan sebagai sarana dakwah dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. 

 Kita sebagai generasi penerus Islam kita harus bijaksana dalam menyikapi tradisi tersebut. Memang harus diakui ada tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan Islam. Tradisiseperti ini harus kita tolak, dan buang supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya. 

Para ulama dan wali pada zaman dahulu tentu telah mempertimbangkan tradisi-tradisi tersebut dengan sangat matang baik dari segi madharatmafsadat maupun halal-haramnya. Mereka sangat paham hukum agama, sehingga tidak mungkin mereka menciptakan tradisi tanpa pertimbanganpertimbangan tersebut. Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masingmasing. 

Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam dimaksud:

  • Halal Bihalal
  • Taboik
  • Kupatan
  • Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
  • Grebeg
  • Maulid Nabi
  • Tradisi Rabu Kasan
  • Munggahan
  • Budaya Tumpeng

 Demikian ringkasan materi mengenai Tradisi Islam di Nusantara bagi murid kelas 9 SMP. Materi ini disarikan dari beberapa sumber, terutama buku paket siswa PAI dan Budi Pekerti Kelas 9 SMP terbitan Kemendikbud Tahun 2018. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

 




Share:

Popular Posts

SMN 3 PANUMBANGAN. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri yang Diunggulkan

SELAMAT DATANG

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Label

Recent Posts

Pages